Bayangkan pelanggan potensial sudah mengklik iklan Anda, masuk ke homepage, lalu… bingung harus klik apa. Dalam hitungan detik, mereka menutup tab dan pergi. Bukan karena produk Anda kurang bagus, tapi karena pengalaman pengguna (UX) dan desain antarmuka (UI) tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Di era digital saat keputusan pembelian terjadi dalam 5 detik pertama, UX/UI bukan sekadar estetika tapi strategi pertumbuhan. Artikel ini akan membahas bagaimana Anda bisa meningkatkan UX/UI website eCommerce agar tidak hanya dikunjungi, tapi juga menghasilkan transaksi nyata.
Kenapa UX/UI Sangat Berpengaruh dalam eCommerce?
Website eCommerce adalah toko digital Anda. Tapi tidak seperti toko fisik, Anda tidak punya staf untuk menyapa, menunjukkan produk, atau menjelaskan manfaat. Semua itu harus dilakukan oleh desain dan interaksi digital.
Menurut penelitian Baymard Institute:
- 70% pengguna meninggalkan keranjang belanja karena friksi UX.
- Pengalaman buruk di mobile menurunkan kepercayaan brand sebesar 60%.
UX/UI yang baik bukan hanya membuat pengunjung nyaman, tapi juga:
- Meningkatkan konversi checkout
- Menurunkan bounce rate
- Membangun kepercayaan terhadap brand
Prinsip UX/UI yang Harus Dipegang
1. Kejelasan di Atas Segalanya
Jangan biarkan pengguna berpikir keras. CTA harus jelas, navigasi intuitif, dan elemen visual mendukung tindakan, bukan membingungkan.
2. Konsistensi Visual dan Fungsional
Desain harus konsisten di semua halaman, perangkat, dan elemen. Font, warna, ikon, tombol harus terasa familiar.
3. Responsif dan Mobile-First
Lebih dari 70% traffic eCommerce berasal dari mobile. Jangan hanya “mobile-friendly”—jadilah mobile-first.
4. Waktu Interaksi Secepat Mungkin
Semakin cepat pengguna bisa menyelesaikan aksi (lihat produk, masukkan ke keranjang, checkout), semakin tinggi konversi Anda.
Elemen-Elemen Kritis dalam Desain eCommerce
Tampilan Produk
- Foto besar, jernih, bisa diperbesar
- Varian warna dan ukuran mudah diakses
- Deskripsi padat, informatif, dan fokus pada manfaat
Review dan Rating
Pengguna percaya pengguna lain. Sertakan rating, testimoni, dan bahkan Q&A produk.
Navigasi dan Filter
Kategori harus mudah ditemukan. Gunakan filter yang relevan (harga, warna, ukuran, promo, stok).
Checkout Simpel
- Hindari langkah checkout lebih dari 3 tahap
- Izinkan checkout tanpa registrasi
- Beri progress bar dan konfirmasi jelas
Pilihan Pembayaran dan Pengiriman
Tampilkan semua opsi pembayaran secara visual, beri estimasi pengiriman real-time, dan transparan soal biaya.
Strategi Meningkatkan UX/UI secara Nyata
Audit Journey Pelanggan
Lakukan analisa flow pengguna: dari homepage → kategori → produk → checkout. Di mana mereka drop-off? Itulah titik yang harus diperbaiki.
Redesign CTA dan Visual
Uji A/B button “Beli Sekarang” vs “Tambahkan ke Keranjang”. Gunakan warna yang kontras namun harmonis dengan brand Anda.
Gunakan Heatmap & Scrollmap
Tools seperti Hotjar atau Microsoft Clarity membantu Anda melihat ke mana pengguna mengklik, di mana mereka berhenti scroll, dan kapan mereka keluar.
Personalisasi Halaman
Tampilkan produk rekomendasi berdasarkan riwayat pencarian atau kategori yang sering dilihat.
Hasil:
- Bounce rate turun jadi 34%
- Konversi naik 51% dalam 2 bulan
- Waktu rata-rata di halaman meningkat 2x lipat
Tools untuk Evaluasi dan Iterasi UX
- Hotjar / Clarity: Heatmap dan user behavior analytics
- Google Optimize: Tes A/B layout dan CTA
- PageSpeed Insights: Kecepatan yang memengaruhi UX
- Figma / Adobe XD: Desain dan prototyping UI
Pastikan tim Anda melakukan evaluasi UX secara berkala—UX bukan proyek selesai sekali, tapi proses terus-menerus.
Kesimpulan
Desain UX/UI yang baik bukan tentang membuat website terlihat keren, tapi tentang mempermudah pengguna mencapai tujuannya. Di eCommerce, tujuannya adalah: belanja.
Setiap detik delay, setiap klik tambahan, adalah peluang yang hilang.
Ingin Redesign UX Website Anda untuk Tingkatkan Konversi?
Webklik siap membantu mendesain ulang pengalaman pengguna eCommerce Andam dengan pendekatan berbasis data, uji A/B, dan hasil nyata.