Pernah nggak sih kamu buka sebuah website, dan setelahnya langsung kepikiran, “Wah, keren banget ini!” Tapi di sisi lain, ada juga website yang begitu kamu keluar, kamu bahkan nggak ingat barusan lihat apa. Nah, di dunia digital yang penuh persaingan ini, hal kecil seperti kesan pertama bisa jadi pembeda besar.
Kalau kamu punya bisnis, website bukan cuma etalase digital ia adalah pengalaman. Dan agar pengalaman itu nempel di kepala pengunjung, kamu butuh lebih dari sekadar tampilan bagus. Kamu butuh strategi. Berikut ini 7 tips ampuh supaya website kamu bukan cuma dikunjungi, tapi juga diingat.
Kenali Siapa Audiensmu, Baru Bangun Desainnya
Desain website yang efektif bukan dimulai dari tren warna atau font keren. Tapi dari pemahaman yang dalam tentang siapa pengunjungmu. Apakah mereka generasi Z yang suka scroll cepat? Pebisnis yang butuh info to the point? Atau ibu rumah tangga yang ingin solusi praktis?
Dengan mengenal audiens, kamu bisa menyesuaikan tone tulisan, struktur halaman, hingga konten yang disajikan. Jangan lupa juga: pengalaman mobile dan kecepatan akses sangat krusial. Menurut Google, 53% pengguna mobile akan meninggalkan halaman yang butuh lebih dari 3 detik untuk loading.
Praktisnya:
Buat persona pengguna. Lalu lihat lagi, apakah desain website kamu sudah sesuai gaya hidup, kebiasaan, dan ekspektasi mereka?
Fokus pada Pesan Brand yang Konsisten dan Emosional
Website adalah cerita tentang bisnismu. Dan cerita yang bagus selalu menyentuh emosi. Apa nilai yang kamu tawarkan? Apakah kamu ingin terlihat sebagai brand yang ramah, inovatif, profesional, atau berani?
Konsistensi dalam penyampaian pesan dari headline hingga kata di tombol CTA—membangun kepercayaan. Misalnya, brand yang ingin terlihat humanis bisa menggunakan kalimat-kalimat seperti, “Yuk, ngobrol dulu sebelum mulai!” ketimbang “Hubungi kami sekarang juga!”
Praktisnya:
Audit konten website kamu. Apakah tone-nya konsisten? Apakah semua pesan mengarah pada satu nilai inti brand?
Warna dan Tipografi Itu Bicara, Jangan Asal Pilih
Warna punya bahasa tersendiri. Biru sering diartikan profesional dan tenang, merah itu energi dan aksi, sementara hijau identik dengan growth atau keberlanjutan. Sama halnya dengan font—pilihan tipografi bisa mengkomunikasikan formalitas, kreativitas, atau keunikan brand kamu.
Gunakan palet warna yang konsisten, maksimal tiga warna utama dan pendukung. Jangan lupa juga soal kontras—warna teks dan background harus mudah dibaca.
Praktisnya:
Gunakan tools seperti Coolors untuk cari inspirasi palet warna, dan Google Fonts untuk memilih tipografi yang clean dan mobile-friendly.
Navigasi yang Super Jelas = Nyaman & Nggak Bikin Bingung
Pernah masuk website yang bikin kamu tanya-tanya, “Tombol belanjanya di mana ya?” atau “Kok nyari info kontak susah banget sih?” Itulah tanda navigasi yang buruk.
Navigasi yang jelas bukan cuma bikin betah, tapi juga memudahkan pengguna untuk eksplorasi lebih dalam. Menu yang terstruktur, breadcrumbs, dan tombol kembali adalah contoh kecil yang berdampak besar.
Praktisnya:
Lakukan tes navigasi dengan orang awam. Bisa teman atau keluarga. Suruh mereka cari halaman tertentu, dan lihat apakah mereka bingung atau tidak.
Visual yang Kuat: Gunakan Gambar dan Video yang Relevan
Gambar berkualitas tinggi (bukan stok foto generik) bisa meningkatkan kredibilitas website kamu. Begitu juga video—penjelasan singkat dalam bentuk motion sangat efektif untuk menjelaskan produk/layanan yang kompleks.
Bahkan menurut laporan dari HubSpot, menambahkan video ke landing page bisa meningkatkan konversi hingga 80%.
Praktisnya:
Investasikan pada sesi foto khusus untuk bisnismu, atau buat video singkat berdurasi 1-2 menit tentang siapa kamu dan apa yang kamu tawarkan.
Interaksi Mikro: Animasi Kecil yang Bikin User Betah
Pernah nggak, kamu hover tombol dan dia berubah warna? Atau loading screen yang ada animasinya? Itu namanya microinteraction. Hal kecil yang membuat pengalaman pengguna terasa lebih hidup.
Meskipun sepele, efek ini bisa meningkatkan engagement dan membuat website kamu terasa “hidup”. Tapi ingat, jangan berlebihan fungsionalitas tetap prioritas.
Praktisnya:
Gunakan efek hover, loading animation, atau progress bar untuk interaksi pengguna yang lebih intuitif dan menyenangkan.
Call to Action yang Mengajak, Bukan Memaksa
CTA bukan sekadar tombol. Ini adalah ajakan yang menggugah. “Beli Sekarang” bisa diganti dengan “Mulai Perjalanan Bisnismu Hari Ini”. Atau “Coba Gratis” menjadi “Lihat Seberapa Mudahnya Digitalisasi Bersama Kami”.
Kata-kata itu punya daya. Letak tombol juga penting—idealnya setelah value utama disampaikan.
Praktisnya:
Coba A/B testing dengan beberapa versi CTA. Uji kata-kata, warna, dan posisi untuk lihat mana yang paling menghasilkan konversi.
Kesimpulan
Membangun website yang melekat di ingatan pengunjung bukan pekerjaan satu malam. Tapi dengan pendekatan yang tepatdari memahami audiens hingga menyusun pengalaman pengguna yang konsisten dan bermakna—website kamu bisa jadi senjata branding yang kuat dan dikenang lama.
Dan kalau kamu ingin mulai menyusun website bisnis yang benar-benar berkesan dari desain hingga fungsionalitas—tenang aja, Webklik siap bantu kamu dari ide awal sampai live di internet. Yuk, bawa bisnismu ke level yang lebih profesional dan melekat di hati pelanggan!