Punya blog aktif tapi trafiknya stagnan? Atau artikel kamu sudah SEO-friendly, tapi bounce rate masih tinggi? Mungkin kamu lupa satu hal sederhana tapi powerful: internal linking.
Internal link bukan sekadar tautan dari satu halaman ke halaman lain. Ia adalah fondasi struktur situs yang kuat, alat navigasi alami, dan cara pintar untuk mengarahkan pengunjung menjelajahi lebih banyak konten.
Sayangnya, kebanyakan blog hanya menautkan ala kadarnya. Padahal, dengan strategi yang jarang dipakai tapi efektif, kamu bisa meningkatkan pageview, waktu kunjungan, bahkan ranking SEO secara keseluruhan.
Gunakan Anchor Text yang Kontekstual dan Natural
Stop pakai kalimat seperti “klik di sini” atau “baca selengkapnya” sebagai anchor text. Mesin pencari seperti Google menilai anchor text sebagai petunjuk isi dari halaman yang dituju. Jadi semakin deskriptif dan relevan, semakin baik.
Misalnya, alih-alih menulis:
“Untuk mengetahui lebih lanjut klik di sini.”
Ganti dengan:
“Pelajari lebih lanjut tentang cara memilih hosting terbaik untuk bisnis kecil.”
Praktisnya: Buat daftar 10 artikel terkuat kamu, dan pastikan semua anchor link yang mengarah ke mereka relevan secara konteks.
Link ke Artikel Pendukung, Bukan Hanya Halaman Utama
Banyak blog hanya menautkan artikel ke halaman utama atau kategori. Padahal, kamu bisa jauh lebih strategis dengan menautkan ke artikel lain yang mendalam, relevan, atau menjawab pertanyaan lanjutan pembaca.
Contohnya, kalau kamu punya artikel tentang “Cara Meningkatkan Engagement Instagram”, maka internal link yang bagus adalah ke artikel lain seperti “Strategi Hashtag yang Efektif” atau “Waktu Terbaik Posting di Sosial Media”.
Praktisnya: Buat cluster topik—kelompok artikel yang saling mendukung secara tema. Kemudian tanamkan internal link di antaranya secara terarah.
Manfaatkan Bagian Akhir Artikel untuk Interlinking
Kebanyakan blogger berhenti memberi nilai setelah kata “Kesimpulan”. Padahal justru di sinilah peluang besar untuk mengarahkan pembaca ke konten lain. Saat pembaca selesai membaca, mereka butuh arahan selanjutnya.
Tambahkan kalimat seperti:
“Kalau kamu suka artikel ini, kamu juga akan tertarik dengan [judul artikel terkait].”
Atau tampilkan bagian “Artikel Terkait” secara otomatis di bawah konten.
Praktisnya: Gunakan plugin atau skrip untuk menampilkan related post berdasarkan kategori atau tag.
Perkuat Halaman Utama Lewat Link dari Artikel Populer
Google melihat seberapa sering suatu halaman di-link sebagai indikator pentingnya halaman itu. Kamu bisa memanfaatkan artikel yang trafiknya tinggi untuk memperkuat halaman utama, landing page, atau halaman produk.
Tapi ingat, tetap harus relevan secara konteks. Jangan asal tabrak demi SEO. Misalnya, dalam artikel tentang “Tips Desain Website Profesional”, kamu bisa arahkan pembaca ke halaman layanan pembuatan website.
Praktisnya: Cek Google Analytics, cari artikel dengan trafik tinggi, lalu revisi kontennya untuk menambahkan 1-2 internal link strategis.
Buat Seri Konten (Content Series) yang Saling Terhubung
Strategi ini masih jarang dimanfaatkan, padahal sangat efektif. Buat 3–5 artikel dalam satu tema besar, dan tautkan satu sama lain sebagai bagian dari seri. Ini bisa meningkatkan waktu baca dan memperkuat struktur situs.
Contoh:
- Bagian 1: Apa Itu Digital Marketing?
- Bagian 2: Channel Digital Marketing yang Wajib Dicoba
- Bagian 3: Cara Membuat Strategi Digital Marketing untuk UMKM
Praktisnya: Tambahkan bagian “Baca Juga” atau “Lanjut ke Bagian Berikutnya” di setiap akhir artikel.
Cek dan Perbarui Link Lama Secara Berkala
Seiring waktu, struktur situs berubah. Bisa jadi kamu ubah permalink, hapus halaman, atau redirect. Link internal yang rusak atau mengarah ke halaman yang tidak relevan bisa merusak pengalaman pengguna dan merugikan SEO.
Praktisnya: Gunakan plugin seperti Broken Link Checker (WordPress) atau Screaming Frog SEO Spider untuk mengecek link yang error. Lakukan audit minimal 3 bulan sekali.
Kesimpulan
Internal link bukan cuma soal teknis, tapi tentang menciptakan pengalaman menjelajah yang memuaskan bagi pengunjung. Dengan strategi yang lebih terarah dan jarang digunakan seperti content series, anchor text kontekstual, dan cluster topik, kamu bisa mengubah blog dari sekadar tempat baca menjadi mesin penggerak trafik.
Dan kalau kamu ingin blog kamu terstruktur rapi, SEO-nya optimal, dan punya pengalaman pengguna yang mendorong konversi Webklik siap bantu. Dari pembuatan blog hingga optimasi isi dan internal link, semuanya bisa kamu serahkan ke tim kami yang paham strategi dan eksekusinya.