Di layar mobile yang terbatas, menampilkan seluruh menu bukan solusi. Tapi menyembunyikan semuanya juga berisiko. Di sinilah menu hamburger menjadi solusi desain yang paling umum namun tetap harus dipasang dengan hati-hati.
Apa Itu Menu Hamburger?
Menu hamburger adalah ikon 3 garis yang menandakan “navigasi tersembunyi”. Saat ditekan, biasanya akan muncul sidebar, drawer, atau dropdown berisi tautan navigasi utama.
Kenapa Menu Ini Populer?
- Menghemat ruang di layar kecil
- Menyederhanakan tampilan UI
- Familiar bagi pengguna global
Namun jika tidak dirancang dengan baik, menu ini bisa jadi bumerang:
- Tidak responsif
- Terlalu dalam hierarkinya
- Tombol terlalu kecil untuk disentuh
- Animasi lambat atau error
Cara Pasang Menu Hamburger yang Baik
1. Pastikan Ukuran Tap Area Minimal 44x44px
Ini standar minimum agar mudah disentuh di layar kecil.
2. Tambahkan Indikator Aktif
Saat terbuka, ikon berubah jadi “X” atau animasi lainnya agar pengguna tahu bagaimana menutup.
3. Jangan Terlalu Dalam Hirarkinya
Batasi menu hingga maksimal 2 tingkat. Menu yang terlalu banyak dropdown membuat pengguna tersesat.
4. Gunakan Akses Keyboard & ARIA Label
Pastikan menu bisa dibuka/tutup dengan keyboard dan memiliki label untuk pembaca layar:
htmlCopyEdit<button aria-label="Menu navigasi" aria-expanded="false">☰</button>
5. Tambahkan Transisi Cepat
Gunakan animasi smooth untuk drawer/menu, namun jangan lebih dari 300ms.
6. Letakkan di Lokasi Familiar (Kiri Atas atau Kanan Atas)
Jangan letakkan ikon hamburger di tempat tidak lazim. UX adalah soal konsistensi.
Gunakan Menu Tetap (Sticky) di Layar
Di layar mobile, menu tetap di atas (sticky) membuat navigasi lebih mudah saat user scroll panjang.
Kesimpulan
Hamburger menu mungkin terlihat sepele, tapi eksekusi yang buruk bisa membuat pengunjung frustrasi. Navigasi adalah peta interaksi user jika petanya membingungkan, user akan tersesat. Bersama Webklik, kami membangun website mobile dengan UX yang presisi: termasuk navigasi, animasi, dan interaksi yang ringan namun intuitif.