Landing page itu seperti brosur digital super powerful. Ia dirancang untuk satu tujuan mengubah pengunjung menjadi tindakan. Entah itu daftar email, beli produk, ikut webinar, atau isi form.
Tapi, justru karena fungsinya sangat konversi-sentris, landing page menyentuh banyak aspek legal yang sering tak disadari: pengumpulan data, promosi, bahkan copywriting yang bisa menyesatkan.
Dan ya, jawabannya jelas landing page perlu punya legal statement. Bukan karena Anda paranoid, tapi karena Anda peduli terhadap kepercayaan pengguna, reputasi brand, dan kepatuhan hukum digital.
Kenapa Landing Page Butuh Perlindungan Legal?
1. Karena Anda Hampir Pasti Mengumpulkan Data
Sebagian besar landing page punya form. Bahkan form sederhana seperti:
- Nama & email untuk free ebook
- Nomor WA untuk konsultasi gratis
- Data pengunjung untuk trial produk
Setiap kali Anda mengumpulkan data, Anda diwajibkan oleh UU Perlindungan Data Pribadi untuk:
- Menjelaskan tujuan pengumpulan data
- Meminta persetujuan eksplisit
- Memberikan hak akses dan penghapusan data
Tanpa legal notice, Anda bisa dinilai melanggar hak privasi pengguna.
2. Karena Anda Membuat Janji Lewat Copywriting
Copy di landing page sering menggunakan kata-kata seperti:
- “Dijamin hasil 3x lipat!”
- “100% aman dan legal!”
- “Bebas risiko, tanpa gagal!”
Kalau janji-janji ini tidak dilengkapi dengan disclaimer atau batasan tanggung jawab, maka Anda berisiko dianggap memberikan informasi menyesatkan. Ini bisa dituntut di bawah UU Perlindungan Konsumen dan bahkan UU ITE.
3. Karena Anda Mungkin Menampilkan Testimoni atau Studi Kasus
Menampilkan pengalaman pelanggan memang powerful. Tapi jika Anda tidak menjelaskan bahwa “hasil bisa berbeda-beda” atau tidak menyertakan konteks yang adil, Anda bisa dituding manipulatif atau tidak transparan.
Legal statement memberi perlindungan bahwa informasi yang disampaikan bersifat umum, bukan janji hasil pribadi.
Apa Saja Bentuk Legal Statement untuk Landing Page?
1. Privacy Notice Ringkas di Dekat Form
Letakkan pernyataan seperti:
“Dengan mengisi form ini, Anda menyetujui pengolahan data Anda sesuai kebijakan privasi kami.”
Lalu tautkan ke halaman Privacy Policy lengkap.
2. Disclaimer tentang Hasil atau Janji
Jika Anda menjanjikan hasil spesifik (misal: peningkatan penjualan, kesuksesan diet, dll), tambahkan:
“Hasil dapat bervariasi tergantung kondisi dan usaha masing-masing individu.”
Ini menghindari klaim absolut yang bisa jadi masalah hukum.
3. Tautan ke Terms of Use & Privacy Policy di Footer
Meskipun landing page berdiri sendiri, tetap sertakan tautan ke:
- Syarat dan Ketentuan Penggunaan
- Kebijakan Privasi
- Cookie Consent (jika Anda melacak pengunjung)
Gunakan desain yang ringan dan tidak mengganggu konversi.
✅ 4. Legal Label di Bawah Testimoni
Jika Anda menampilkan testimoni, cantumkan disclaimer kecil:
“Testimoni ini adalah pengalaman nyata pengguna. Hasil bisa berbeda untuk tiap individu.”
Tips agar Landing Page Tetap Legal Tapi Tetap Ngegas
Legal statement bukan penghambat. Justru, mereka memperkuat kredibilitas Anda. Dengan menyusun halaman legal yang ringkas, transparan, dan terintegrasi ke desain, Anda bisa:
- Meningkatkan kepercayaan pengguna
- Lolos review dari platform iklan (Google, Meta, dll)
- Menjaga reputasi brand jangka panjang
- Menghindari sanksi hukum akibat pelanggaran data
Kesimpulan
Landing page yang sukses bukan hanya yang konversinya tinggi tapi juga yang beretika, legal, dan dipercaya.
Setiap janji, form, dan konten yang Anda tampilkan adalah bentuk komunikasi publik yang punya bobot hukum. Maka, menyisipkan legal statement bukan hanya langkah aman, tapi juga strategi cerdas untuk membangun bisnis digital yang tahan uji.
Dan jika Anda ingin membuat landing page yang powerful dari sisi UX, SEO, dan juga legal, tim Webklik siap bantu. Kami pastikan semua elemen dari copy, desain, form, hingga halaman hukum selaras dengan tujuan bisnis dan regulasi yang berlaku.