Membuat konten yang bagus saja tidak cukup. Di tengah lautan informasi digital, konten yang benar-benar menonjol adalah yang terasa relevan, personal, dan tepat sasaran. Tapi bagaimana kita tahu apa yang benar-benar dibutuhkan dan disukai oleh pengunjung kita?
Jawabannya: data. Dengan memahami preferensi pengguna berdasarkan perilaku mereka di website, Anda bisa menyesuaikan konten dengan lebih presisi. Bukan menebak, tapi menyajikan konten yang sesuai dengan minat, konteks, dan kebiasaan audiens.
Inilah kunci menciptakan pengalaman yang lebih berkesan dan meningkatkan peluang konversi secara signifikan.
Data Adalah Kompas Untuk Menentukan Arah Konten
Sering kali konten dibuat berdasarkan asumsi: “Ini kayaknya menarik,” atau “topik ini lagi tren.” Padahal, konten yang efektif adalah yang menjawab kebutuhan nyata audiens Anda. Dan itu hanya bisa diketahui lewat data.
Lihat data dari Google Analytics, Search Console, dan alat CRM Anda. Topik mana yang paling sering dibaca? Jenis konten apa yang paling lama diakses? Halaman mana yang paling banyak di-share?
Misalnya, jika Anda menemukan bahwa pengunjung banyak membaca artikel tentang “tools gratis untuk UMKM,” maka konten selanjutnya bisa memperdalam tema itu dengan studi kasus, daftar perbandingan, atau panduan implementasi. Semakin spesifik dan kontekstual, semakin terasa relevan.
Personalisasi Konten Dimulai Dari Segmentasi
Pengunjung Anda datang dari berbagai latar belakang ada yang baru pertama kali datang, ada yang sudah jadi pelanggan tetap. Ada yang datang lewat mesin pencari, ada yang dari email. Maka, konten untuk mereka tidak bisa disamaratakan.
Gunakan data untuk membuat segmentasi. Misalnya:
- Pengunjung baru → beri konten pengenalan, manfaat, atau FAQ.
- Pengunjung berulang → beri konten lanjutan, insight lebih dalam, atau update produk.
- Pengunjung dari iklan → beri konten relevan dengan kampanye yang mereka klik.
- Pengunjung dari search engine → sajikan konten sesuai keyword yang mereka gunakan.
Segmentasi ini bisa diterapkan lewat CMS, email automation, atau bahkan secara manual dengan membuat struktur konten yang fleksibel dan berlapis.
Analisa Behaviour Flow Untuk Memetakan Journey Konten
Google Analytics menyediakan fitur Behaviour Flow yang memungkinkan Anda melihat jalur yang dilalui pengguna dari satu halaman ke halaman lain. Dari sini, Anda bisa tahu bagaimana audiens menjelajahi situs Anda.
Misalnya: jika banyak pengunjung membaca artikel edukatif lalu keluar tanpa interaksi lebih lanjut, mungkin Anda butuh menambahkan rekomendasi artikel lanjutan atau CTA ke produk terkait.
Sebaliknya, jika mereka sering lanjut ke halaman pricing setelah membaca artikel tertentu, itu adalah sinyal bahwa konten tersebut punya potensi konversi tinggi dan Anda bisa menambahkan testimonial, case study, atau penawaran khusus di dalamnya.
Pentingnya Format dalam Data
Data juga bisa membantu Anda memahami preferensi format. Apakah pengunjung lebih suka artikel panjang, ringkasan cepat, infografis, atau video?
Lihat metrik seperti:
- Average time on page untuk mengetahui apakah mereka betah membaca.
- Scroll depth untuk melihat seberapa jauh mereka menelusuri konten.
- CTR pada media (video, gambar interaktif) untuk mengetahui minat pada elemen visual.
Dari sini, Anda bisa menentukan format terbaik untuk audiens Anda. Mungkin Anda perlu mengubah artikel panjang menjadi beberapa bagian pendek. Atau mungkin konten yang terlalu teknis bisa dibuat lebih ringan dengan storytelling visual.
Jangan Lupa Feedback Langsung Dari Pengguna
Data kuantitatif sangat berguna, tapi jangan abaikan data kualitatif dari pengguna langsung. Sediakan ruang untuk komentar, survei singkat, atau bahkan chatbot dengan pertanyaan terbuka seperti “Apa yang Anda harapkan dari konten kami?”
Saran dari pengguna bisa menjadi bahan konten baru, atau perbaikan dari konten lama. Contohnya: jika banyak pengunjung meminta contoh nyata dari teori yang Anda bahas, maka Anda bisa mulai membuat konten berbasis studi kasus.
Dengan menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif, Anda tidak hanya tahu apa yang mereka lakukan, tapi juga kenapa mereka melakukannya.
Kesimpulan
Menyesuaikan konten dengan preferensi pengguna bukan tentang mengorbankan identitas brand. Justru sebaliknyadengan konten yang lebih relevan, brand Anda akan terasa lebih dekat, lebih peduli, dan lebih dibutuhkan.
Kuncinya adalah membiarkan data menjadi fondasi setiap ide. Dari data, Anda tahu siapa pengunjung Anda, apa yang mereka cari, dan bagaimana mereka ingin menerimanya. Dan ketika Anda bisa menyajikan konten yang mereka anggap “ini gue banget,” di situlah koneksi emosional terbentuk.
Jika Anda ingin membangun website yang mampu menyesuaikan kontennya dengan cerdas dan tepat sasaran, Webklik siap mendampingi Anda. Kami percaya bahwa website bukan hanya tempat menampilkan konten, tapi ruang untuk berkomunikasi secara relevan dan bermakna dengan setiap pengunjung.