Seperti mobil, website perlu dicek rutin agar tetap kencang, aman, dan efisien. Sayangnya, banyak pemilik website hanya menyadari ada masalah setelah pengguna mengeluh. Padahal, dengan audit mandiri, Anda bisa mengidentifikasi dan memperbaiki masalah performa CMS sebelum berdampak ke SEO, user experience, atau bahkan penjualan.
Audit performa CMS tidak harus mahal, rumit, atau dilakukan oleh teknisi senior. Anda bisa melakukannya sendiri, bahkan tanpa coding. Yang Anda perlukan adalah waktu, tools yang tepat, dan pemahaman dasar yang akan Anda pelajari di sini.
Kenapa Audit Performa Itu Penting?
Website yang lambat, error, atau sering down akan:
- Menurunkan peringkat SEO (Google mempertimbangkan kecepatan)
- Meningkatkan bounce rate (pengunjung kabur karena loading lama)
- Merusak kepercayaan pengguna
- Membebani resource server dan biaya operasional
Audit bukan hanya tentang “apakah situs saya cepat?”, tapi juga tentang kenapa lambat dan bagaimana memperbaikinya.
Tahapan Audit CMS
1. Uji Kecepatan Halaman
Gunakan tools gratis:
- Google PageSpeed Insights
- GTmetrix
- WebPageTest.org
Perhatikan metrik penting:
- LCP (Largest Contentful Paint): seberapa cepat elemen utama muncul
- CLS (Cumulative Layout Shift): stabilitas layout saat loading
- TTFB (Time To First Byte): respons awal server
- Total Page Size & Requests: seberapa berat halaman Anda
Audit ini bisa dilakukan pada halaman homepage, artikel terpopuler, dan halaman produk.
2. Cek Struktur HTML dan Beban Aset
Gunakan Inspect Element di browser:
- Lihat apakah gambar menggunakan ukuran yang sesuai
- Cek apakah ada CSS atau JS yang tidak digunakan (unnecessary bloat)
- Pastikan tidak terlalu banyak external script (font, iframe, iklan)
Jika CMS Anda WordPress:
- Gunakan Asset CleanUp untuk audit script dan style
Jika Joomla:
- Gunakan template builder seperti Helix/Astroid yang punya insight file load
3. Analisis Beban Server
Cek di dashboard hosting Anda:
- CPU usage, RAM usage, entry processes
- Kapan load tertinggi terjadi? Apakah ada spike mencurigakan?
Gunakan plugin seperti Query Monitor (WordPress) untuk mendeteksi:
- Query database lambat
- Plugin berat
- Hook yang memakan waktu
Joomla? Gunakan log error dari cPanel atau RSFirewall untuk melihat load abnormal.
4. Audit Keamanan
Performa tidak lepas dari keamanan:
- Cek apakah situs terkena spam bot (lihat log atau login attempts)
- Gunakan tools seperti Sucuri SiteCheck untuk scan malware
- Pastikan HTTPS aktif dan valid
WordPress bisa dibantu plugin Wordfence atau iThemes Security.
Joomla bisa gunakan RSFirewall atau audit dari Global Configuration > Server.
5. Validasi SEO Teknis
Gunakan Google Search Console:
- Cek Error Indexing, Broken Link
- Cek halaman dengan performa buruk
Gunakan Screaming Frog SEO Spider (versi gratis cukup) untuk:
- Lihat struktur URL
- Cek duplikat title/meta
- Temukan halaman non-index
6. Cek Plugin dan Ekstensi Tidak Digunakan
- Nonaktifkan plugin/ekstensi yang tidak aktif atau jarang dipakai
- Hapus yang tidak dibutuhkan (jangan hanya di-disable)
- Plugin berat = beban performa = lambat
Audit Berkala
Audit performa sebaiknya dilakukan:
- Setelah migrasi website
- Setelah perubahan besar (tema, plugin, struktur)
- Secara berkala tiap 1–3 bulan
Bukan untuk cari-cari kesalahan, tapi untuk memastikan website Anda tetap optimal, cepat, dan sehat.
Kesimpulan
Audit mandiri adalah langkah sederhana tapi berharga untuk menjaga kualitas digital Anda. Tidak hanya untuk developer, tapi untuk setiap pemilik website yang ingin tahu kondisi “di balik layar” bisnis online mereka.
Dan jika Anda butuh panduan atau dukungan teknis lebih lanjut, Webklik hadir untuk memastikan CMS Anda berjalan optimal—dari performa hingga skalabilitas. Konsultasikan kebutuhan audit dan optimasi CMS Anda di layanan Webklik.