Data tidak ada artinya jika tidak bisa dimengerti. Terlalu banyak dashboard analitik hari ini dipenuhi grafik, angka, dan istilah yang hanya dimengerti oleh analis data atau digital marketer. Akibatnya, tim non-teknis seperti sales, konten, atau manajemen sering kali merasa tersisih dari percakapan yang seharusnya bisa memperkuat strategi bersama.
Padahal, di dunia bisnis modern, semua tim harus bisa memahami data. Dan inilah pentingnya menyusun dashboard analitik yang tidak hanya canggih, tapi juga mudah dipahami lintas tim—tanpa kehilangan esensinya.
Mengapa dashboard ramah non-teknis sangat penting
Ketika data hanya bisa dibaca oleh segelintir orang, keputusan menjadi tersentralisasi, dan peluang kolaborasi lintas tim pun menghilang. Tapi saat setiap tim bisa memahami data, mereka bisa:
- Mengambil keputusan taktis sendiri berdasarkan fakta
- Menyesuaikan strategi secara mandiri
- Bekerja lebih cepat tanpa perlu bergantung pada divisi analis
Dashboard yang mudah dipahami akan mendorong budaya kerja yang lebih data-informed, bukan sekadar data-driven yang elitis. Dan ini penting, terutama bagi bisnis yang sedang tumbuh cepat.
Prinsip dasar dalam menyusun dashboard yang mudah dipahami
Menyusun dashboard yang ramah untuk semua tim bukan soal “menyederhanakan data”, tapi menyajikan data secara relevan. Berikut beberapa prinsip yang harus diperhatikan:
- Fokus pada pertanyaan, bukan data mentah
Sebelum menyusun grafik, tanyakan: apa yang ingin diketahui pengguna dashboard ini? Misalnya: “Berapa leads dari kampanye bulan ini?” jauh lebih bermakna daripada hanya menampilkan total trafik. - Gunakan visualisasi yang tepat untuk jenis data
Tidak semua hal harus dalam bentuk pie chart. Time series cocok untuk tren, bar chart untuk perbandingan, dan KPI card untuk angka penting. Jangan biarkan visual malah membingungkan. - Kelompokkan metrik berdasarkan fungsi bisnis
Pisahkan antara data marketing, sales, konten, dan teknis. Ini membantu setiap tim fokus pada bagian yang relevan tanpa harus menelusuri dashboard yang panjang dan acak. - Hindari jargon teknis yang tidak perlu
Gunakan label yang dimengerti semua orang. Misalnya, alih-alih “Sessions by Source”, gunakan “Asal Pengunjung Website”. - Sediakan filter atau segmentasi yang mudah dipilih
Tim bisa memilih sendiri data yang ingin mereka lihat: misalnya berdasarkan tanggal, channel, atau lokasi audiens.
Tools yang bisa digunakan untuk membuat dashboard ramah tim
Beberapa tools populer yang sangat cocok untuk membuat dashboard lintas tim antara lain:
- Google Looker Studio (d/h Data Studio)
Gratis, terhubung langsung dengan GA4, Google Ads, dan spreadsheet. Bisa dibagikan ke seluruh tim dan disesuaikan tampilannya. - Metabase
Open-source dan sangat mudah digunakan, cocok untuk tim yang ingin tampilan sederhana namun powerful. - Tableau atau Power BI
Untuk kebutuhan visualisasi yang lebih dalam dan profesional, meski butuh sedikit waktu belajar.
Semua tools ini memungkinkan Anda membuat dashboard interaktif yang bisa dijelajahi oleh siapapun, bahkan tanpa latar belakang data.
Kesimpulan
Dashboard bukan hanya alat monitoring ia adalah bahasa bersama tim lintas fungsi. Ketika semua orang bisa membaca data, semua bisa membuat keputusan lebih baik. Dan ketika keputusan lebih cepat dan tepat, bisnis pun bisa tumbuh dengan ritme yang stabil dan terarah.
Di Webklik, kami tidak hanya membantu bisnis mengumpulkan data, tapi juga menyederhanakannya agar bisa digunakan oleh semua orang di tim Anda. Jika Anda ingin membangun dashboard yang tidak hanya informatif tapi juga inklusif, mari wujudkan bersama Webklik.