Portofolio produk bukan hanya katalog ia adalah representasi nilai, kualitas, dan keunikan dari bisnis Anda. Untuk UMKM, portofolio yang disusun dengan tepat bisa menjadi alat jualan paling meyakinkan, baik saat pitching ke partner, memperluas pasar, atau sekadar menjelaskan produk kepada pelanggan baru.
Sayangnya, banyak UMKM yang masih menyusun portofolio asal-asalan: terlalu teknis, terlalu panjang, atau justru terlalu kosong. Agar portofolio benar-benar efektif, berikut ini strategi menyusunnya secara profesional tapi tetap sederhana.
Tentukan Tujuan dan Audiens dari Portofolio Anda
Sebelum menyusun, tanyakan dulu: siapa yang akan membaca portofolio ini? Calon reseller, investor, pelanggan langsung, atau mitra distribusi? Tujuan akan memengaruhi format dan gaya penyampaian.
Untuk pelanggan umum, portofolio harus ringan, visual, dan menarik. Tapi untuk mitra bisnis, perlu tambahan informasi seperti kapasitas produksi, sertifikasi, atau data penjualan. Menyesuaikan isi dengan audiens membuat portofolio lebih relevan dan persuasive.
Tampilkan Produk Unggulan dengan Deskripsi yang Bernilai
Jangan sekadar menampilkan foto dan nama produk. Tambahkan deskripsi singkat yang menjawab tiga hal:
- Apa keunikan produk ini?
- Siapa yang cocok menggunakannya?
- Apa manfaat atau nilai emosional dari produk tersebut?
Misalnya, “Kopi Robusta Premium – dari dataran tinggi Temanggung, diproses secara natural, cocok untuk penikmat kopi pekat dengan aftertaste manis.” Kalimat seperti ini menggugah rasa ingin tahu dan membangun persepsi kualitas.
Gunakan Visual Berkualitas dan Konsisten
Foto adalah komponen utama dalam portofolio. Gunakan pencahayaan yang baik, latar bersih, dan gaya foto yang konsisten. Hindari mencampur gaya: satu produk dengan latar studio, satu lagi blur dari kamera HP.
Jika memungkinkan, tambahkan foto close-up, proses pembuatan, atau produk saat digunakan. Ini memberi gambaran menyeluruh dan memperkuat kredibilitas produk Anda.
Sisipkan Cerita Brand dan Nilai Sosial atau Budaya
Produk lokal punya kekuatan yang tidak dimiliki brand besar: cerita. Ceritakan bagaimana produk dibuat, siapa di baliknya, atau dampaknya pada komunitas sekitar. Ini tidak hanya menambah nilai, tapi juga menciptakan koneksi emosional.
Contoh: “Dibuat oleh pengrajin perempuan di desa Sukoharjo, setiap produk kami mendukung ekonomi keluarga dan menjaga warisan budaya lokal.” Satu paragraf seperti ini lebih kuat dari seribu kata promosi.
Buat Format Portofolio yang Mudah Digunakan
Portofolio bisa dibuat dalam bentuk:
- Halaman khusus di website
- PDF interaktif
- Presentasi singkat (PowerPoint atau Google Slides)
Untuk website, pastikan portofolio mudah diakses dari menu utama. Untuk PDF, usahakan file tidak terlalu besar agar mudah dikirim lewat email atau WhatsApp. Untuk presentasi, gunakan desain yang ringkas dan tidak terlalu teks berat.
Kesimpulan
Portofolio produk adalah jembatan antara bisnis Anda dan pasar yang lebih luas. Jangan biarkan potensi bisnis tertutup hanya karena penyajian produk kurang meyakinkan. Dengan narasi yang tepat, visual yang kuat, dan struktur yang jelas, UMKM bisa tampil jauh lebih profesional.
Dan jika Anda ingin membuat halaman portofolio di website bisnis dengan tampilan menarik, responsif, dan mudah diperbarui, Webklik bisa bantu Anda wujudkan. Mulai portofolio digital Anda sekarang di https://webklik.id/.