Di dunia digital yang serba cepat, first impression bukan lagi soal 7 detik tapi 2 detik.
Dan di momen sesingkat itu, desain UI (User Interface) Anda bisa jadi penentu utama: apakah pengguna tertarik melanjutkan… atau langsung pergi.
Sayangnya, masih banyak website termasuk yang dibuat oleh desainer profesional melakukan kesalahan yang seharusnya bisa dihindari.
Kesalahan yang tidak hanya merusak estetika, tapi menghancurkan pengalaman pengguna.
Mari kita bahas kesalahan paling umum dalam desain UI website dan bagaimana menghindarinya agar Anda bisa membangun antarmuka yang benar-benar bekerja.
Terlalu Banyak Elemen Sekaligus
Terlalu banyak warna, terlalu banyak font, terlalu banyak pilihan menu, dan terlalu banyak informasi di satu halaman.
Desain UI bukan kompetisi ramai-ramai. Justru yang menang adalah desain yang bisa menyampaikan pesan dengan cara paling sederhana.
Solusinya?
- Batasi pilihan warna (2–3 utama)
- Gunakan satu atau dua font
- Prioritaskan konten penting (gunakan whitespace)
Biarkan pengguna bernapas, bukan merasa dihajar info.
Navigasi yang Membingungkan
Jika pengguna butuh lebih dari 3 detik untuk menemukan tombol “Kontak” atau “Beli Sekarang”—maka navigasi Anda gagal.
Kesalahan umum:
- Menu dropdown bertingkat terlalu dalam
- Label navigasi yang tidak jelas
- Navigasi yang berubah bentuk di tiap halaman
Desain navigasi seharusnya intuitif, konsisten, dan muncul di tempat yang mudah dikenali. Ingat: pengguna tidak punya waktu untuk berpikir keras.
Tidak Responsif di Semua Perangkat
Tahun 2025 dan masih ada website yang “rusak” di mobile?
Itu bukan hanya kesalahan desain tapi pengabaian terhadap kenyataan pasar.
Sebagian besar pengguna mengakses web lewat ponsel. Pastikan desain Anda:
- Fleksibel (menggunakan grid dan container adaptif)
- Menyesuaikan ukuran tombol, teks, dan gambar
- Mengutamakan performa (loading cepat, konten ringkas)
Desain harus terasa natural di layar apapun.
Tipografi yang Tidak Terbaca
Desain UI yang bagus harus bisa dibaca. Titik.
Kesalahan yang sering terjadi:
- Ukuran font terlalu kecil (khususnya di mobile)
- Kontras terlalu rendah (misal abu-abu muda di atas putih)
- Baris teks terlalu panjang (membuat mata lelah)
Gunakan ukuran font minimum 16px untuk body text, pastikan rasio kontras sesuai standar WCAG, dan pecah paragraf panjang jadi bagian-bagian yang mudah dicerna.
Tidak Ada Hierarki Visual yang Jelas
Kalau semua hal penting, maka tidak ada yang penting.
Desain UI harus membimbing mata pengguna dari elemen satu ke elemen lain. Gunakan:
- Judul besar → subjudul → isi
- Warna kontras untuk CTA
- Ukuran dan jarak antar elemen
UI yang tidak punya hierarki membuat pengguna lelah menebak-nebak apa yang harus dilakukan.
Kesimpulan
Desain UI bukan sekadar tampilan bagus. Ia adalah alat komunikasi. Dan saat komunikasi visual gagal, pengguna akan langsung kabur tanpa pernah memberi Anda kesempatan kedua. Hindari kesalahan umum ini, dan Anda akan punya UI yang tidak hanya enak dilihat, tapi juga menyenangkan digunakan.
Kalau Anda ingin membangun UI website yang solid, bebas dari jebakan-jebakan visual, dan siap meningkatkan performa digital Anda, Webklik siap jadi mitra teknologi Anda.