Durasi kunjungan sering dijadikan tolok ukur utama untuk menilai performa website. “Semakin lama seseorang tinggal di website, berarti semakin bagus, kan?” Sayangnya, kenyataan tidak sesederhana itu.
Banyak bisnis tergoda menyimpulkan bahwa waktu tinggal yang lama adalah tanda keberhasilan. Padahal, ada banyak konteks tersembunyi yang membuat durasi kunjungan bisa menipu. Bahkan, dalam beberapa kasus, durasi yang tinggi justru bisa menjadi sinyal masalah.
Mari kita kupas lebih dalam mengapa metrik ini tidak selalu bisa dijadikan ukuran keberhasilan, dan bagaimana cara membaca waktu kunjungan dengan lebih bijak.
Apa yang sebenarnya terjadi selama pengguna mengunjungi halaman
Durasi kunjungan, atau session duration, secara teknis diukur dari waktu pengguna membuka halaman pertama hingga interaksi terakhir yang tercatat. Tapi penting untuk dicatat: jika tidak ada interaksi setelah halaman dibuka, maka durasi dihitung nol.
Artinya:
- Pengguna bisa membaca artikel Anda selama 7 menit, lalu menutup tab—dan GA mencatat 0 detik.
- Sebaliknya, pengguna bisa membuka halaman, lalu meninggalkan tab selama 10 menit, kembali untuk klik satu tautan, dan sistem mencatat 10 menit.
Durasi kunjungan bisa sangat bias, tergantung bagaimana event tracking dikonfigurasi. Inilah sebabnya mengapa waktu kunjungan tinggi tidak serta-merta berarti pengguna terlibat.
Tanda bahwa durasi lama bukan berarti hasil yang baik
Berikut beberapa skenario nyata yang menunjukkan waktu lama justru bisa menjadi peringatan:
- Pengguna bingung mencari informasi
Jika pengguna berlama-lama karena tidak menemukan CTA, konten tidak terstruktur, atau navigasi membingungkan, maka waktu yang lama justru menjadi indikasi masalah UX. - Konten tidak fokus atau terlalu panjang
Durasi tinggi bisa jadi tanda bahwa pengguna harus “berjuang” untuk menemukan inti pesan. Artikel yang tidak ringkas atau halaman produk dengan informasi tumpang tindih bisa jadi penyebabnya. - Website lambat dan tidak responsif
Salah satu penyebab klasik waktu lama adalah halaman yang lambat dimuat atau respon tombol yang tidak langsung bekerja. Ini bisa membuat durasi tampak tinggi, tapi sebenarnya karena frustrasi. - Pengguna idle tanpa interaksi
Mereka mungkin membuka halaman, lalu pergi membuat kopi, kembali dan klik sesuatu. Sistem menganggap ini sesi aktif, padahal tidak ada engagement nyata.
Cara membaca waktu kunjungan secara kontekstual
Alih-alih melihat waktu kunjungan secara tunggal, kombinasikan dengan metrik pendukung untuk membaca konteks dengan lebih akurat:
- Engagement rate (di GA4)
Menunjukkan persentase pengguna yang benar-benar berinteraksi dengan halaman, bukan hanya melihat lalu pergi. - Scroll depth
Apakah pengguna menggulir halaman sampai bawah? Ini menandakan ketertarikan terhadap konten, bukan sekadar berada di halaman. - Click-through rate (CTR) internal
Apakah pengguna melanjutkan ke halaman lain? Ini menunjukkan bahwa mereka tertarik dan mengikuti alur yang dirancang. - Event-based interactions
Apakah mereka klik tombol, isi form, play video? Durasi hanya bernilai jika disertai aktivitas bermakna.
Apa artinya untuk strategi digital Anda
Mengandalkan waktu kunjungan sebagai KPI utama tanpa konteks bisa menyesatkan arah strategi Anda. Bisa jadi Anda merasa landing page sudah optimal hanya karena waktu tinggalnya 2 menit—padahal tidak ada konversi sama sekali.
Strategi yang baik adalah:
- Menggabungkan waktu tinggal dengan konversi aktual
- Mengukur interaksi aktif, bukan sekadar kehadiran pasif
- Menerapkan tracking event yang lebih mendetail untuk mendeteksi aktivitas penting
- Melihat perilaku pengguna per segmen: mobile vs desktop, iklan vs organik, dll
Dengan begitu, Anda tidak hanya melihat siapa yang datang, tapi juga apa yang mereka lakukan dan kenapa mereka tidak melakukan lebih.
Kesimpulan
Waktu kunjungan bukanlah tolok ukur utama kesuksesan website. Ia hanyalah satu bagian kecil dari cerita yang lebih besar. Jika dibaca tanpa konteks, ia bisa menyesatkan. Tapi jika dikombinasikan dengan metrik interaksi dan perilaku pengguna lainnya, ia bisa membantu Anda memahami kualitas pengalaman yang sebenarnya.
Di Webklik, kami percaya bahwa data harus dibaca dengan hati-hati karena di balik setiap angka ada perilaku manusia yang ingin dipahami. Jika Anda ingin memahami lebih dalam bagaimana pengguna berinteraksi dengan website Anda secara nyata, mari mulai bersama Webklik.