Copywriting bukan sekadar merangkai kata. Di era digital, kata-kata adalah ujung tombak konversi. Ia bisa membujuk, meyakinkan, dan membentuk citra brand. Tapi sayangnya, banyak UMKM justru merugi bukan karena produk buruk atau harga terlalu tinggi, melainkan karena copywriting yang tidak efektif. Kalimat terlalu umum, ajakan beli yang lemah, atau justru terkesan memaksa bisa membuat pelanggan mundur pelan-pelan.
Berikut adalah kesalahan umum dalam copywriting UMKM yang sering terjadi dan bagaimana cara menghindarinya.
Terlalu Fokus pada Produk, Bukan Solusi
“Kami menjual baju anak usia 1–5 tahun” atau “Sabun herbal kami alami dan wangi” kalimat ini memang menjelaskan produk, tapi tidak memberi alasan kenapa pelanggan harus peduli. Pelanggan digital tidak hanya mencari produk, mereka mencari solusi atas kebutuhan mereka.
Copywriting harus berangkat dari sudut pandang pelanggan. Tanyakan: apa masalah yang ingin diselesaikan produk ini? Alih-alih menulis “baju anak usia 1–5 tahun,” lebih kuat jika ditulis, “Baju anak yang nyaman dipakai seharian, bahkan saat tidur siang.” Copy seperti ini menyentuh sisi emosional sekaligus praktis.
Mengabaikan Call to Action yang Jelas dan Meyakinkan
Kalimat ajakan seperti “Yuk order sekarang” atau “Beli sekarang juga” sudah terlalu umum. Bahkan seringkali diabaikan. UMKM perlu lebih kreatif dan kontekstual dalam membuat CTA (Call to Action).
Misalnya, jika Anda menjual makanan sehat, gunakan CTA seperti “Mulai hidup lebih segar hari ini.” Atau untuk produk kreatif: “Kejutkan orang terdekat dengan hadiah buatan lokal.” CTA yang kuat membuat pembaca bergerak, bukan sekadar membaca.
Teks Terlalu Panjang dan Tidak Mudah Dipindai
Di media digital, perhatian pengguna sangat terbatas. Copywriting yang panjang tanpa struktur membuat orang cepat bosan. Terutama jika semuanya ditulis dalam satu paragraf panjang tanpa jeda.
Gunakan struktur yang mudah dipindai: kalimat pendek, bullet point, subjudul, dan penekanan visual seperti bold atau emoji yang relevan. Ini membuat pembaca tetap engage sekaligus menyerap pesan utama dengan cepat.
Tidak Memiliki Nada dan Karakter Brand yang Konsisten
Bayangkan Anda berbicara dengan orang yang hari ini serius, besok bercanda, lalu minggu depan berubah lagi. Membingungkan, bukan? Hal yang sama terjadi jika brand Anda tidak punya tone yang konsisten.
UMKM harus menentukan gaya bicara: apakah formal, santai, ramah, atau profesional. Konsistensi ini membuat audiens merasa akrab dan nyaman. Dan copywriting pun menjadi lebih hidup karena terasa seperti berbicara langsung, bukan sekadar tulisan jualan.
Menjiplak atau Terlalu Klise
Menggunakan kalimat seperti “harga bersaing,” “kualitas terbaik,” atau “pelayanan memuaskan” adalah jebakan klasik. Kata-kata ini sudah terlalu sering digunakan tanpa bukti konkret. Pelanggan digital tidak mudah percaya hanya dengan klaim kosong.
Gantilah dengan bukti atau cerita: “Kami kirim pesanan dalam 24 jam sejak konfirmasi pembayaran” lebih meyakinkan daripada “pelayanan cepat.” Spesifik lebih kuat daripada klise. Pelanggan butuh alasan untuk percaya, bukan janji yang sama seperti semua toko lainnya.
Kesimpulan
Copywriting adalah investasi jangka panjang untuk citra dan konversi UMKM. Kesalahan dalam copy bisa merusak kepercayaan bahkan jika produk Anda sangat bagus. Maka jangan anggap enteng tulislah dengan empati, fokus pada solusi, dan bawa karakter brand Anda ke setiap kalimat.
Dan jika Anda ingin menampilkan pesan yang kuat di website, landing page, atau toko online dengan copywriting yang selaras dengan brand, Webklik bisa membantu Anda merangkainya dengan presisi dan karakter. Kunjungi https://webklik.id/ dan bawa pesan Anda sampai ke hati pelanggan.