Bicara soal halaman error, 404 biasanya jadi yang paling populer. Bahkan banyak brand berlomba-lomba membuat halaman 404 yang lucu, unik, dan penuh karakter. Tapi bagaimana dengan error lainnya?
Error 403, 500, 502, dan semacamnya sering diabaikan. Dibiarkan tampil dalam bentuk default dari server atau CMS, dengan pesan kaku yang bahkan membingungkan pengguna.
Padahal, setiap error adalah momen rapuh dalam pengalaman pengguna saat mereka kehilangan kendali, kebingungan, bahkan frustrasi. Dan seperti dalam hubungan, momen rapuh adalah waktu terbaik untuk membangun empati dan kepercayaan.
Setiap Error Adalah Peluang Komunikasi
Mari kenali beberapa jenis error yang umum, dan kenapa desainnya penting:
- 403 Forbidden: Pengguna mencoba mengakses halaman yang mereka tidak punya izin untuk melihat.
- 500 Internal Server Error: Masalah di sisi server. Biasanya tidak spesifik.
- 502 Bad Gateway / 503 Service Unavailable: Layanan tidak tersedia karena overload, maintenance, atau error sementara.
Kalau halaman ini hanya menampilkan teks dingin seperti:
“403 Forbidden You don’t have permission to access this resource.”
Maka pengguna hanya bisa bingung, atau lebih buruk merasa ditolak.
Padahal Anda bisa mengatakan:
“Ups! Kamu belum punya akses ke halaman ini. Tapi jangan khawatir, yuk kembali ke beranda atau hubungi tim kami.”
Nada seperti ini jauh lebih manusiawi, memberi solusi, dan menjaga koneksi.
Buat Halaman Error yang Informatif, Bukan Menyalahkan
Kesalahan bukan selalu di pengguna. Bahkan jika iya, jangan menyalahkan secara langsung.
Coba ubah dari:
“Error 500 Internal Server Error. Try again later.”
Menjadi:
“Wah, sepertinya ada gangguan di server kami. Tim kami sudah dalam perjalanan memperbaikinya. Coba sebentar lagi ya!”
Empati itu penting. Pengguna tahu error bukan hal ideal. Tapi cara Anda menanganinya bisa menentukan apakah mereka akan memberi kesempatan kedua.
Gunakan Visual dan Branding yang Konsisten
Halaman error tetap bagian dari website Anda. Jangan tampilkan halaman putih polos dengan teks hitam seadanya.
Sebaliknya:
- Gunakan ilustrasi khas brand Anda
- Tambahkan animasi ringan atau ilustrasi yang menggambarkan situasi dengan jenaka
- Gunakan warna dan font yang konsisten dengan desain utama
- Sertakan link navigasi: kembali ke beranda, hubungi support, atau jelajahi halaman lain
Dengan begitu, halaman error terasa seperti bagian dari pengalaman, bukan gangguan.
Jangan Lupakan Mobile UX dan SEO
Pastikan halaman error tetap mobile-friendly:
- Teks cukup besar
- Navigasi mudah ditemukan
- Tidak terlalu berat atau memuat elemen kompleks
Secara teknis, pastikan:
- Halaman error tetap mengembalikan status HTTP yang sesuai (misalnya 403 = 403, bukan 200)
- Tidak diblokir oleh robots.txt agar bisa diindeks dengan benar
- Tampilkan pesan error yang SEO-aware, jika memungkinkan
Google juga menghargai pengalaman pengguna bahkan di saat error terjadi.
Kesimpulan
Desain halaman error yang baik menunjukkan bahwa brand Anda hadir tidak hanya saat semuanya berjalan lancar—tapi juga saat ada yang tidak beres.
Halaman seperti 403, 500, atau 503 bukan hanya error teknis. Mereka adalah titik kritis pengalaman pengguna, dan bisa menjadi ruang empati yang memperkuat citra brand Anda.
Jika Anda ingin membangun website yang tangguh, profesional, dan tetap manusiawi bahkan saat terjadi error, Webklik siap membantu dari sisi desain hingga sistem. Kami percaya, keandalan digital tercermin dari cara Anda menangani ketidaksempurnaan. Bangun kepercayaan sejak detik pertama dan detik error di webklik.id.