Pernah nggak kamu lagi asyik buka website, tiba-tiba muncul popup gede nutupin layar? Bikin kesel kan? Padahal niatnya promosi. Nah, di sinilah seni membuat popup promo yang efektif tapi tetap ramah pengguna jadi sangat penting.
Popup bisa jadi alat marketing yang ampuh jika digunakan dengan bijak. Ia bisa menarik perhatian, menawarkan diskon, dan mendorong konversi dalam waktu singkat. Tapi kalau tampilnya asal-asalan, popup justru bisa membuat pengunjung kabur dan tidak kembali lagi.
Mengapa Popup Masih Relevan
Jangan salah, meskipun banyak yang merasa terganggu, popup tetap menjadi alat konversi yang powerful. Data dari Sumo menunjukkan rata-rata konversi popup yang dirancang dengan baik mencapai 3,09%, bahkan bisa sampai 9,28% untuk popup terbaik.
Artinya, dari 100 pengunjung, 3–9 bisa berubah jadi pelanggan atau subscriber hanya dengan satu popup yang tepat.
Tapi kuncinya ada di sini: kapan, bagaimana, dan untuk siapa popup itu muncul.
Prinsip Membuat Popup yang Efektif dan Tidak Mengganggu
Berikut strategi agar popup kamu engaging, bukan annoying:
1. Waktu Kemunculan yang Cerdas
Jangan langsung muncul begitu pengunjung masuk. Biarkan mereka membaca dulu kontenmu. Gunakan pemicu seperti:
- Setelah scroll 50% halaman
- Setelah 10–20 detik berada di halaman
- Saat mouse mengarah ke tombol keluar (exit intent)
Dengan begitu, popup muncul saat pengunjung sudah punya sedikit konteks.
2. Desain yang Minimalis dan Mobile-Friendly
Gunakan desain yang bersih, dengan teks yang jelas dan tombol CTA yang mencolok. Hindari terlalu banyak teks atau elemen visual yang bikin loading lambat—terutama di mobile.
3. Tawarkan Sesuatu yang Bernilai
Jangan sekadar bilang “Subscribe ya!”. Berikan alasan yang kuat:
- “Dapatkan voucher diskon 10%”
- “Akses katalog eksklusif”
- “E-book gratis untuk pengunjung baru”
Tawarkan benefit yang relevan dengan minat pengunjung.
4. Beri Pilihan, Jangan Paksa
Selalu sediakan tombol close atau opsi “Tidak, terima kasih”. Jangan bikin popup tanpa pilihan keluar ini sangat mengganggu dan kontra produktif.
5. Segmentasi Audiens
Gunakan cookie atau analitik untuk menampilkan popup hanya ke audiens tertentu, misalnya:
- Hanya untuk pengunjung baru
- Hanya untuk pengunjung dari kampanye iklan tertentu
- Hanya untuk pelanggan yang belum login
Segmentasi membuat pesan kamu lebih relevan dan personal.
Kombinasi dengan Strategi Lain
Popup tidak harus berdiri sendiri. Integrasikan dengan strategi lain seperti:
- Email automation: Kirim email follow-up untuk pengunjung yang mengisi popup
- Diskon otomatis: Beri kode diskon langsung di popup
- Kampanye re-engagement: Tawarkan hadiah untuk pelanggan lama yang belum belanja lagi
Dengan alur yang saling terhubung, popup jadi bagian dari ekosistem marketing yang efisien.
Kesimpulan
Popup bisa jadi alat pengubah permainan dalam digital marketing kamu. Tapi hanya jika digunakan dengan strategi. Jangan biarkan niat baik berubah jadi pengalaman buruk karena popup yang invasif.
Jika kamu ingin website yang tidak hanya tampil keren tapi juga memiliki fitur popup yang efektif, ramah pengguna, dan bisa disesuaikan untuk berbagai kampanye Webklik bisa jadi mitra teknologi kamu. Kami bantu integrasi popup yang bukan cuma muncul, tapi berfungsi maksimal. Cek selengkapnya di Webklik.