Di dunia nyata, jika Anda ingin seseorang membuka pintu, Anda cukup menunjuk ke arah gagangnya dan berkata, “Silakan.” Di dunia digital, peran “ajakan bertindak” itu dipegang oleh CTA Call To Action.
CTA adalah tombol kecil dengan peran besar. Ia adalah titik akhir dari cerita digital yang Anda bangun, jembatan antara minat dan aksi. Bisa berupa “Daftar Sekarang”, “Konsultasi Gratis”, hingga “Mulai Uji Coba”.
Sayangnya, masih banyak website yang menyia-nyiakan potensi CTA. Terlalu kecil, terlalu samar, atau tidak jelas tujuannya. Padahal, tombol inilah yang bisa menentukan apakah seseorang akan menjadi pelanggan Anda… atau hanya pengunjung yang sekadar lewat.
Gunakan Kata-Kata yang Spesifik dan Aksi-Oriented
Kata-kata pada CTA harus menggerakkan, bukan membingungkan.
Hindari:
- “Klik di sini”
- “Submit”
- “Lanjutkan”
Gunakan:
- “Mulai Coba Gratis 14 Hari”
- “Download Panduan Lengkap Sekarang”
- “Jadwalkan Konsultasi dengan Tim Kami”
Kata kerja yang jelas + nilai yang diberikan = CTA yang kuat.
Tambahkan rasa urgensi jika relevan:
- “Dapatkan Hari Ini Juga”
- “Diskon Berakhir Besok”
Tapi pastikan tetap jujur jangan memanipulasi pengguna hanya demi klik.
Desain Visual yang Menonjol tapi Tetap Harmonis
CTA yang baik harus terlihat. Tapi jangan asal mencolok. Gunakan kontras warna yang tepat agar tombol menonjol dari background, tapi tetap selaras dengan palet warna website Anda.
Gunakan prinsip berikut:
- Warna kontras (jika background putih, gunakan tombol biru/merah/oranye)
- Padding yang cukup agar tombol terasa “klikable”
- Rounded corner (sudut melengkung) memberikan kesan lebih modern dan ramah
Pastikan juga teks tombol mudah dibaca: font cukup besar, jelas, dan tidak menyatu dengan warna tombol.
Letakkan CTA di Tempat Strategis
Lokasi CTA menentukan seberapa sering pengguna melihat dan mengkliknya. Tempatkan di titik-titik krusial:
- Di bagian hero section (atas halaman)
- Di akhir konten yang memberi value (seperti blog atau deskripsi produk)
- Di tengah-tengah alur cerita visual (setelah testimonial atau video)
Gunakan sticky CTA di mobile agar tetap terlihat saat pengguna scroll. Tapi jangan terlalu banyak terlalu banyak CTA bisa menimbulkan kebingungan.
Idealnya, satu halaman punya satu CTA utama, dengan beberapa versi pendukung (misalnya, versi ringkas di header atau footer).
Tambahkan Bukti Sosial atau Jaminan Keamanan
CTA akan lebih meyakinkan jika didampingi dengan bukti atau jaminan. Contoh:
- Di bawah tombol: “Dipercaya oleh 12.000+ pengguna bisnis di Indonesia”
- Atau: “Tanpa komitmen. Bisa dibatalkan kapan saja.”
Ini menghilangkan keraguan dan memberikan dorongan psikologis untuk bertindak.
CTA bukan hanya soal klik, tapi soal rasa percaya. Maka, ciptakan rasa aman di sekitarnya.
5. Uji dan Evaluasi Secara Berkala
CTA bukan elemen statis. Ia harus diuji—A/B testing untuk teks, warna, posisi, hingga ukuran.
Pertanyaan yang bisa diuji:
- Apakah “Coba Gratis Sekarang” lebih efektif dari “Mulai Uji Coba Hari Ini”?
- Apakah warna oranye mengonversi lebih baik dari biru?
- Apakah CTA di tengah halaman lebih banyak diklik daripada di akhir?
Gunakan tools seperti Google Optimize, Hotjar, atau bahkan data klik dari Google Analytics untuk memahami perilaku pengguna dan menyempurnakan performa CTA Anda.
Kesimpulan
CTA yang efektif bukan hanya tombol cantik. Ia adalah hasil dari pemahaman mendalam tentang perilaku pengguna, prinsip desain, dan kekuatan kata-kata. Desain dan copy harus saling melengkapi, membentuk ajakan yang tidak bisa diabaikan.
Karena pada akhirnya, semua yang Anda tampilkan gambar, teks, layout bertujuan mengarahkan pengguna ke satu titik: tombol aksi. Dan jika tombol itu gagal menggerakkan… maka semua kerja keras sebelumnya bisa sia-sia.
Jika Anda ingin merancang CTA yang bukan hanya diklik, tapi benar-benar membawa hasil, Webklik adalah mitra yang Anda cari. Kami merancang website dan funnel digital dengan pendekatan behavioral design dan UX terbaik, memastikan setiap tombol adalah pintu ke peluang nyata. Pelajari pendekatan konversi Webklik di sini.